Chief Marketing Office Bakrie Telecom
Dengan Eka Anwar, selalu muncul gagasan baru mengedukasi konsumen. Peran media ini ia manfaatkan benar. Serunya, pria penggemar olahraga airsoft ini hadir di perusahaan yang justru membutuhkan daya dobrak marketing yang optimal.
Berawal dari Nokia Indonesiapada 2004. Ia belajar banyak di sana selama nyaris enam tahun. Terutama untuk produk-produk smartphone, seperti N Series, N-Gage yang menjadi inspirasi mobile game saat ini. Ia juga tahu bagaimana membuat kemasan marketing yang juga berefek ke sales. Seperti tatkala seri-seri Communicator mencipta cerita antrian mengular.
Di Samsung, cerita serupa ia lakukan. Ketika pabrikan ini merilis tablet Galaxy 10 inci. Namun sebelumnya, ia telah mengibarkan nama Galaxy Tab 7 sekaligus menandai era hadirnya tablet sebagai mobile computer yang lebih praktis. Disinilah kemudian nama Samsung Galaxy sebagai produk Android menjejali mindset kita selalu konsumen.
Kisah ini seperti membuktikan harapannya. "Gue pingin ngalahin dua brand besar," ujarnya kala itu. Dua brand itu lebih dulu berkibarsebagai perangkat Android sebelum Samsung datang.
Usai membesarkan nama Samsung, ia melompat lagi ke BlackBerry. Penjualan Blackberry OS 7 dan 7.1 langgeng di pasaran. Sejak BlackBerry Z10 keluar, lembaran pun dimulai. Tengah April kemarin, ia melompat lagi ke Bakrie Telecom.
BEST PRACTICE
Peraih MBA dari City University of Seattle ini termasuk barisan muda. Ia membuat pola memasarkan produk highend sampai pada citranya tersendiri. Tak hanya duduk di kursi empuk, ia kadang turun tngan pada momentum penjualan. Jika tak begitu, mungkin Samsung Galaxy punya kisah lain.