Tantangan tersendiri bagi sebuah produk penerus adalah memberikan ‘rasa’ yang berbeda tanpa menghilangkan ‘aroma’ dari produk yang diteruskan atau digantikannya. Canon meluncurkan Canon EOS 700D sebagai updatedari EOS 700D sebagai update dari 650D yang diluncurkan juni tahun lalu.
Desain
Tak ada perubahan fisik yang diberikan Canon untuk kamerayang ditujukan bagi entry level ini. Dimensinya tetap sama (133 x 100 x 79 mm), beratnya naik drastis menjadi 5 gram menjadi 580 gram, layar monitornya tetap bisa diputar dengan ukuran 3,1 inci dan bahkan baterai yang digunakan tetap sama. Satu-satunya perubahan yang bisa dirasakan adalah cincin mode yang diputar 360 derajat (pada seri 650D Anda harus memutar ke arah sebaliknya untuk mengembalikan ke posisi semula).
Sama seperti pendahulunya, aneka tombol yanga da disana juga ditempatkan dengan sangat baik dan mudah diakses. Tombol On, Off, dan video terdapat di bagian atas dalam sebuah kesatuan, menempel dengan cincin mode. Di bagian atas tersebut Anda juga bisa menemukan tombol ISO dan roda kontrol Aperture/Speed (tergantung dari mode yang digunakan). Tombol WB, AF, Preview dan lainnya terdapat di bagian belakang sama seperti yang umum terdapat pada kamera DSLR di kelas ini.
Tetap beresolusi 18MP, dengan tipe sensor CMOS berukuran APS-C dan prosesor yang digunakan juga masih Digic 5 tak ada perubahan mencolok yang diberikan Canon untuk 700D ini. Secara umum, tidak ada fitur baru di dalamnya, namun kini Anda bisa menikmati real time preview dari Creative Filter ketika menggunakan mode Live View. Dengan ini Anda bisa langsung mengetahui hasil seperti apa yang akan Anda dapatkan ketika memotret menggunakan aneka filter digital di dalamnya. Tidak penting namun menyenangkan.
Performa
Saat ini, terkait dengan maraknya kamera mirrorless menjadikan kamera DSLR di kelas entry level dituntut tidak hanya menawarkan kualitas gambar karena memiliki sensor yang lebih besar. Performa live view juga harus menjadi prioritas misalnya ketika merekam video, mengingat kamera mirrorless memiliki kemampuan tersebut serta hadir dalam ukuran yang lebih nyaman di tangan.
Satu hal yang paling mencolok dari upaya tersebut adalah adanya kemampuan continuous AF tracking ketika merekam video. Hal ini bisa dilakukan karena digunaknnya sensor Hybrid CMOS sehingga kemampuan fokus otomatis 700D tak lagi hanya bergantung pada contrast detection namun juga phase detection. Secara teori, teknologi ini akan mempercepat pemfokusan subyek dengan phase detection yang akan segera mengukur jarak untuk selanjutnya contrast detection mengatur akurasi fokus. Ukuran dan dimensi serta handgrip berlapis karet bisa memberi kenyamanan tersendiri bagi Anda yang tidak menyukai ukuran kamera yang kecil ketika menggunakan Live View.
EOS 700D juga memberikan kemampuan layar sentuh kapasitif untuk mempermudah pemilihan titik fokus. Layar ini juga peka berkat desain baru yang menghilangkan jarak antara display dan kaca yang juga sekaligus menjadikan berkurangnya refleksi ketika melihat di tempat yang terang. EOS 700D mereproduksi warna dengan baik, kontras dan detil pada kondisi cahaya berlimpah.
Kesimpulan
Sekalipun hadir sebagai upgrade namun Canon EOS 700D seperti hanya memberikan perubahan nama pada 650D. Tidak ada perubahan nyata secara fisik tapi tetap mampu memberikan kualitas gambar yang bagus, termasuk performa ISO yang tinggi. Secara umum tidak istimewa namun sesuai dengan kelas pada segmen ini. Performa layar sentuhnya memuaskan sementara performa fokusnya juga layak diapresiasi karena mampu memberikan kecepatan yang baik.